"Mau makan dulu nggak, Kal?" Tanya Daffa saat kita berhenti di lampu merah.

Ini pertama kalinya dia nganterin gue pulang. Rumah gue sama rumah dia bener-bener gak searah, jadi disaat Daffa nawarin pun gue selalu bilang gak usah. Sebagai gantinya, kalau kita lagi kebetulan beres kerjanya bareng, Daffa suka nemenin gue nungguin gojek dateng. Hari ini gue gaj nolak selain karena Daffa nya yang keukeuh, juga karena gue yang pengen (hehe). Selama tujuh hari belakangan ini, interaksi kita sedikit banget. Seperti yang udah Daffa bilang sebelumnya, dia lagi banyak kerjaan. Siangnya pun dia gak sempet mampir ke kafe.

"Ada waktu emang?" Tanya gue memastikan.

"Ada lah." Jawab Daffa tanpa mikir. "Makannya gue nawarin."

"Ya kali aja, kan ceritanya lagi sibuk."


Akhirnya kita memutuskan buat mampir ke drive thru Mcd terdekat. Seperti biasa, Daffa gak mau kalau gue yang bayar. Katanya, soalnya yang ngajakin makan dia, jadi dia yang bayar. Tapi demi mewujudkan hubungan yang seimbang, sebagai gantinya gue suka bayarin kopi yang dia pesen, atau ngasih ekstra roti dan pastry.

"Lo masuk kuliah lagi kapan, Kal?" Tanya Daffa sambil ngebuka bungkusan double cheeseburger nya, sementara gue ngambil chicken nuggets dari dalem paper bag.

"Dua minggu lagi. Kenapa?"

"Bakal resign dari monospace nggak?"

"Kalau resign enggak sih, paling ngambil shift sore."

"Yah nggak ketemu." Ucap Daffa dengan nada yang dibuat sedih.

"Lebay ah, kan ada teknologi."

"Tapi beda, Kal." Balas Daffa lagi. "Jadi gak ada agenda sarapan bareng sama pulang bareng."

"Yaudah jemput gue ke kampus."

"Ada opsi yang lebih deket nggak, Kal?"

"Ngajak ribut lo ya?"

"Hahahahaha," Tawa Daffa puas waktu gue melayangkan tatapan kesel ke dia. Tapi beberapa saat kemudian, dia ngelanjutin dengan ucapan yang lebih serius. “Lo nya keberatan nggak kalau sesekali gue jemput ke kampus?"

“Harusnya gue gak sih yang nanya gitu? Lo keberatan gak kalau nyetir jauh jauh cuma buat jemput gue?"

“Ya enggak lah kan sambil modus ketemu." Jawab Daffa santai. Kayaknya pdkt yang frontal gini emang stylenya dia. "Beneran gak keberatan, Kal. Itu kan bagian dari usaha. Ngapain gue suka sama lo coba kalau dikasih jarak dikit doang ngeluh.”